Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Novel 2024 : Dibalik Diam Seorang Ayah

Novel 2024 : Dibalik Diam Seorang Ayah - Dia yang paling banyak diam dan merenung, ketika sore tiba secangkir kopi duduk di teras hanya untuk melamun sesekali terlihat Ibu menghampiri sembari bercerita beberapa hal santai. Meski nampak pendiam ketika pasangan mengajak bicara ia akan segera merespon dengan penuh semangat, meski aku berada di kamar terdengar suara kuat beliau yang bercanda.
 
Nampak tertawa lepas dengan penuh kebahagian, ketika Ibu selesai dengan cerita dan memutuskan untuk masuk nampak jelas seketika raut wajah yang penuh kegembiraan seketika berubah menjadi serius dan terlihat jelas dalam setiap lamunannya ada banyak hal yang dia pikirkan. Berjam-jam duduk hanya diam di teras.
 

 
Sesekali nampak mengecek HP untuk memerika pesan masuk, saat itu usia ku masih kecil kebetulan kamar ku berada di depan dengan teras, di sela-sela jendela setiap hari aku melihat Ayah duduk di salah satu meja di tempat spot favoritenya. Meski terlihat hanya melamun aku melihat jelas bahwa ada banyak hal yang terus menerus dipikirkan beliau.
 
Sampai pada akhirnya kini aku menjadi seorang Ayah kini aku mulai mengerti artinya duduk sendiri di teras rumah berjam-jam hanya dia dan melamun, seolah pikiran ini terbang memikirkan semua masalah yang sangat banyak. Di dalam keluarga peran Ayah terlihat tidak terlalu populer seperti Ibu, karena selalu apa yang dikatakan seorang anak yaitu Ibu, Ibu, dan Ibu sama seperti perintah agama.

Sementara posisi Ayah satu dari 4 urutan prioritas dalam keluarga, awalnya aku tidak terlalu mengerti mengapa seolah peran Ayah tidak terlalu terlihat sampai akhirnya kini aku mengerti betapa hebatnya mereka yang tidak kita sadari. Ayah ku sendiri bukan seorang yang terpelajar atau berpendidikan beliau hanya lulusan sekolah dasar.

Berbanding terbalik dengan Ibu yang lulusan sarjana dan seorang pagawai, setiap hari Ayah hanya menggunakan baju lusuhnya untuk pergi bekerja sebagai buruh serabutan, tidak banyak uang yang bisa dihasilkan, namun Ayah bukan tipe orang yang hanya bekerja satu pekerjaan dalam satu hari, beberapa pekerjaan ia kerjakan secara bersamaan.

Tidak banyak yang dapat di dapat dari Ayah tentang pendidikan, beliau hanya mengajarkan ku, Ayah selalu berusaha membentuk aku menjadi orang yang kuat agar suatu saat nanti jika tidak ada pekerjaan menggunakan otak, aku bisa mengambil pekerjaan berat menggunakan fisik, beliau selalu mengatakan bahwa terkadang untuk menjalani hidup di dunia ini kita harus mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi termasuk melatih fisik untuk kuat bekerja kasar.

Beliau selalu mengatakan meski pekerjaan menggunakan fisik itu hasilnya cenderung kecil tetapi paling tidak siap untuk menjalani kemungkinan terburuknya, pada akhirnya orang yang mempersiapkan diri untuk bisa bekerja pada pekerjaan kasar tidak akan bekerja pada pekerjaan tersebut, tetapi sebaliknya jika kita malas bekerja kasar biasanya pekerjaan utama kita adalah pekerjaan kasar.

Selain melatih fisik juga harus terus belajar karena pekerjaan yang banyak menghasilkan uang bukan menggunakan otot tetapi menggunakan otak, aku sudah mulai ikut kerja serabutan sejak SD, bagiku kehidupan keras tidak masalah, bahkan disaat orang-orang sudah menggunakan motor dan mobil untuk sekolah dan tidak ada lagi yang bersepeda aku masih menggunakan sepeda untuk kuliah setiap hari selama 4 tahun.

Beliau selalu berpesan untuk melihat perbedaan orang yang kerja menggunakan otot dan kerja menggunakan otak dan bagaimana perbedaan penghasilan tidak perlu jauh-jauh lihat seperti Ayah yang bekerja menggunakan otot hasilnya sangat kecil dan berbeda dengan Ibu yang lebih mengandalkan otak yang memiliki penghasilan layak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ayah nampak selalu diam ia tidak pandai mengekpresikan perasaannya, jika Ayah bahagia ia hanya tertawa lepas, jika sedih ia hanya dian dan merenung untuk mencari sekuat tenaga untuk mencari solusi, masalah seorang Ayah adalah masalah ia sendiri yang tidak akan diceritakan pada anggota keluarga lain, seandainya ia bercerita sudah pasti semua itu sudah memiliki solusi.

Ketika masalah yang dihadapi entah itu kecil ataupun sangat besar Ayah hanya memilih diam, sedangkan masalah yang ada di keluarga adalah masalah beliau juga, sebisa mungkin ia berusaha untuk mencarikan solusi terbaiknya. Jika Ayah sedih ia dengan cepat mencari tempat sendiri seperti di kamar mandi untuk menangis.

Setelah selesai ia akan dengan cepat menghapus air mata itu, semua itu karena Ayah tidak mau air mata itu diketahui oleh keluarga lain, air mata seorang Ayah adalah pisau sayatan untuk anak dan istri maka dari itu jika tidak ingin menyayat hati yang dicintainya jika akan menyembunyikan air mata itu jauh sendirian dalam kesunyian.

Ia tidak pandai mengungkapkan perasaan, terkadang malu untuk memeluk jika sedang bahagia meski dalam hatinya benar-benar bahagia, jika ia sedang sangat bahagia ia akan berusaha menahannya dengan hanya tersenyum tipis padahal dalam hati kebahagiaan yang bergejoka, jika ada anak atau istri yang sedang menunjukan kasih sayangnya seperti memeluk atau mencium ia segera cepat untuk menghentikan bukan karena dia tidak mau berlama-lama tetapi ia takut tidak sanggup menahan perasaan itu hingga terlihat lemah dan manja.

Tidak jarang kita melihat seorang Ayah yang ingin segera menutup satu percakapan atau satu kedaan dengan mengatakan cukup masuk nanti biar Ayah yang ngurus, karena dia sudah tau dan berusaha menyembunyikan semua perasaan yang dapat menunjukan sisi lemah seorang Ayah.

Bahkan Ayah tidak banyak bicara dalam keadaan apapun lebih memilih diam, seolah cuek dan tidak begitu peduli, padahal orang yang paling peduli dengan keadaan dirumah adalah Ayah. Jika kita terlambat pulang yang terlihat mencari dan mengabari adalah Ibu padahal semua apa yang dikatakan Ibu atas perintah Ayah.

Kata Sederhana, Udah jam segini kok anak mu belum pulang coba tanya takutnya ada apa-apa, nampak yang membukakan pintu ketikan kemalaman adalah Ibu padahal sepanjang malam ayah tidak tidur hanya menunggu kita pulang, saat sudah tau kita akan segera ketuk pintu biasanya Ayah membangunkan Ibu untuk membukakan pintu.

Ia tidak ingin anak takut dan lebih membiarkan Ibunya untuk membuka. Kata-kata celotehan dan rometan Ibu selalu terdengar ketika di rumah, apakah kita tau bahwa sebelumnya Ibu ditegur oleh Ayah panjang lemar, dan pelampiasan Ibu ke anak-anaknya dengan mengoceh. Ayah memang lebih banyak memilih diam ketika semua hal yang ada dirumah bisa diatasi oleh Ibu ia akan berusaha untuk mempercayakan semuanya kepada psangan.

Apa yang dikatakan Ibu semuanya perkataan Ayah namun ia lebih memilih berbicara melalui mulut Ibunya ketimbang berbicara sendiri. Jika ia ingin menegur dengan tangan Ia lebih memilih tangan pasangan nya untuk melakukan hal tersebut. Seorang Ayah hidup tidak hanya untuk hari ini, terkadang tidurnya seorang Ayah hanya raganya saja semua pikiranya berfikir keras memikirkan hari ini, besok, lusa, bulan ini, bulan depan, tahun ini, tahun depan bahkan 5 sampai 10 dan 30 tahun lagi semua dipikirkan oleh seorang Ayah.

Kita sebagai anak terutama anak laki-laki tidak akan mengerti seperti apa Ayah sampai kita menjadi seorang Ayah, ketika masa itu tiba kita akan mengerti betapa hebatnya dia yang selalu terlihat diam dan tidak peduli itu, kita akan dibesarkan dengan keras dan hebat oleh seorang Ayah sampai nanti kita akan mengambil peran menjadi seorang Ayah.

Bahkan kehidupan kita setelah menikah dan manjadi orang tua tetap akan sama, karena kita terdidik sebagai seorang pejuang sejak kecil oleh Ayah, saat berkumpul dengan Ayah kita tidak akan mau mengalah dalam berpendapat dan semua hal terlihat kita bertentangan dengan semua keputusan yang ia katakan.

Padahal dalam hatinya ia hanya masih terbiasa mengatur semuanya sendiri dan terbiasa menanggung semua masalah sendiri dan menyelesaikannya, Apakah seorang anak yang sudah menjadi Ayah yang membantah semua perkataan Ayahnya dan mengatakan itu Salah, dia marah ? tentunya dalam hati yang paling dalam ia akan merasa sebaliknya rasa bangga dalam hatinya seolah menguji sebarapa dewasa kita dalam menyelesaikan masalah. Itu bertanda kita sudah mampu menjadi seorang Ayah.

Ia hanya tersenyum tipis dan menepuk pundak kita dan berkata Kau sudah dewasa, saat ini giliran Ayah yang akan menurut semua keputusan mu, ia yang terlihat keras kepala seketika berubah menjadi seorang Ayah yang menurut pada anak yang sudah dewasa dan dianggap beliau bisa menggantikan perannya dari seorang ayah.

Kapan kita sadar hal itu, Saat kita menjadi seorang Ayah sayangnya ada banyak orang yang telat menyadarinya setelah orang tua tidak ada baru menyadarinya dengan tanpa sadar meniru semua hal dari mulai gaya bicara, mengambil keputusan bahkan gaya berjalan selalu akan menjadi kenangan, semua yang dilakukan seorang Ayah dirumah akan selalu penuh makna.

Bahkan kita akan melihat banyak pakaian kotor dikamar beliau, serikali memakai pakaian yang sama dalam waktu yang lama bahkan satu minggu hanya 1 pakaian, jika ditegur untuk mengganti karena bau ia tidak akan memakai bagian bajunya saja tetapi celannya tetap dipanggil. Hanya saja seorang istri yang sering merasa keberatan karena sudah satu minggu pasangannya tidak ganti baju.

Saat mandi Istri akan diam-diam menyuci baju suaminya, paling umum kita melihat seorang Ayah terlihat menggunakan sarung paling banyak 3 lembar selama satu minggu itu bukan karena dia tidak mau ganti tetapi Ayah lebih memikirkan agar sebisa mungkin mengurangi cucian sang istri dengan tidak banyak mengganti baju karena ia tidak ingin melihat pasangan nya lelah menyuci seharian.

Ayah akan mengatakan perutnya sudah kenyang dan menyuruh kita untuk menghabiskan makanan di meja makan, terlihat ia hanya merokok kuat di rumah yang sebenarnya terjadi untuk menekan rasa lapar agar anak-anak dan Istri bisa makan dengan cukup. 

Seorang Ayah akan menyimpan rapi pakaian bagusnya dengan tujuan agar bisa dipakai saat pergi karena dia tau bahwa pakaian laki-laki dewasa hanya satu pasang cukup untuk membeli baju anak dan Istrinya, dia akan berusaha untuk tidak memakai semua pakaian bahkan meski bajunya hanya 5 pasang dapat dipakai 10 tahun kedepan dengan keadaan baik.

Ayah akan menolak untuk belanja baju saat lebaran dan mengatakan bahwa baju tahun lalu masih bagus dan bisa digunakan kembali tetapi memberikan semua uangnya dan memaksa anak dan istrinya harus membeli baju baru saat lebaran dan tidak perlu membeli baju untuk dirinya. Bagi kami seorang Ayah bukan bagaimana kami berpenampilan karena sejatinya kesuksesan seorang Ayah terlihat dari gaya anak dan istrinya berpakaian dan berpenampilan.

Kulit kering, dekit dan gosong seorang Ayah tidak akan terlihat sebagai penghinaan justru akan terlihat terhormat karena ada seoerang laki-laki yang banting tulang untuk membahagiakan keluarga dirumah. Ia lebih banyak menahan diri dari semua hal. 

Ayah yang jujur dengan semua perasaan ketika semua anaknya sudah sukses dan ia terlihat sudah tua sesekali menangis terlihat di depan ramai, memeluk erat dan mencium anak dan cucu nya, namun ketika kata sukses belum datang pada suatu keluarga yang ia pimpin, dia tidak akan pernah menyerah bahkan nyawa tidak.

Kita bisa lihat tidak jarang seorang Ayah meninggal dalam keadaan kerja, bahkan ketika ia sakit pun Ayah menolak dengan paksa untuk dibawa kerumah sakit, yang ia takutnya hanya penyakit yang ada tidak bisa disembukan tetapi meninggalkan beban setelah meninggal. Bahkan seorang laki-laki berlomba-lomba menjadi pegawai atau abdi negara siap ditugaskan dimanapun sejauh apapun hanya untuk memastikan anak dan Istrinya tetap terjamin kehidupannya meski ia sudah tidak ada.

Banyak Ayah yang telah lama telah pergi meninggalkan dunia ini, tetapi masih dapat menghidupi keluarganya. Tetapi bagaimana jika Ayah yang tidak mau bekerja dan malas, mereka bukan malas tetapi karena tingkat pendidikan rendah dan kemampuan tidak banyak menyebabkan mentok dalam mencari kerja mereka bukan tidak mau tetapi masih terus menjadi.

Tidurnya seorang Ayah hanya istirahat fisik, sementara, semua beban kerja, masalah yang harus diselesaikan akan tetap ada bersama mereka bahkan dalam keadaan tidur otak seorang Ayah akan terus berfikir, satu-satu moment seorang ayah berhenti memikul beban saat ia pergi selamanya semua beban dan masalah akan dia bawa bersama jiwa yang terlah pergi.

Jangan menunggu menjadi seorang Ayah untuk mengerti betapa hebatnya dia, dibalik diam seorang Ayah penuh dengan makna, ibarat sebuah film yang viral yang akan dikenal adalah pemain didalamnya dan hanya sedikit yang mengerti dibalik film yang hebat terdapat sutradara terbaik yang menyusun setiap detail cerita dalam film, dan itulah seorang Ayah Sutradara dalam sebuah keluarga apapun yang ada dan terjadi karena nya.

Beda cerita ketika sebuah film gagal maka orang yang paling depat akan membela adalah sutradara, sama halnya seorang Ayah. Terkadang kami tidak sekuat itu untuk menjadi seorang yang harus memikirkan semua dan menyelesaikanya. Alfatiha untuk Ayah, Semoga kita memahami dibali makna diam seorang Ayah.